Makam Dalem Cikundul (foto:wikipedia) |
Makam Dalem Cikundul
terletak di Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalong
Kulon. Untuk mencapai ke lokasi makam tergolong mudah. Jalan beraspal
telah mencapai desa tersebut.
Makam yang cukup banyak
didatangi peziarah ini terletak di bagian atas bukit Pasir Gajah.
Bukit ini diapit oleh aliran sungai Cikalong pada sisi barat dan
selatannya, sisi timur merupakan tanah tegalan, sedangkan bagian
utara berupa hutan. Di samping makam tokoh utama tersebut di bagian
bawah terdapat pula banyak makam. Kompleks makam ini hampir menyatu
dengan pemukiman warga desa hanya dipisahkan oleh aliran sungai
Cikalong.
Makam Wiratanu 1 (Dalem Cikundul) tahun 1920 (foto: dicianjur.com) |
Kompleks makam telah
mengalami beberapa pemugaran. Pemugaran terakhir dilakukan pada tahun
1984 oleh Moeslim Thaher, seorang anggota DPA. Kompleks makam
membujur dari selatan ke utara dan dilengkapi dengan pagar keliling.
Topografi sekitar kompleks makam bergelombang dan kompleks makam
miring, makin ke utara makin naik.
Pada bagian bawah
terdapat pos pengelola makam, pintu gerbang, dan masjid. Dari pos ini
peziarah menuju ke makam Dalem Cikundul melewati jalan berteras yang
dibagi menjadi dua bagian/jalur yang dipisahkan dengan pembatas besi,
yaitu bagian bagi perempuan dan laki-laki. Di sisi kanan jalan
berteras ini dijumpai banyak makam. Sampai di bagian puncak, dijumpai
bangunan cungkup permanen berdenah segi empat cukup besar menghadap ke
selatan yang berisi makam Dalem Cikundul.
Bangunan cungkup terbagi
menjadi dua, yaitu teras/serambi dan bangunan utama. Bangunan utama
dilengkapi dengan dua pintu. Pintu yang terletak di bagian timur
diperuntukkan bagi peziarah perempuan, sedangkan pintu di bagian
barat diperuntukkan bagi peziarah laki-laki. Ruangan dalam juga
terpisah bagi peziarah laki-laki dan perempuan dibatasi dengan
dinding tembok penyekat setinggi sekitar 1 meter.
Di tengah ruang utama ini
terdapat makam Dalem Cikundul. Makam tersebut dikelilingi pagar
teralis dan dilengkapi dengan pintu di bagian baratnya. Makam
ditutupi dengan kain putih, demikian juga halnya dengan kedua nisan
penanda makam. Pengeramatan terhadap makam ini demikian tinggi
sehingga petugas pengelola makam tidak berani membuka kain putih
pembungkus nisan.
Sumber: Disbudpar Prov. Jawa Barat
Sumber: Disbudpar Prov. Jawa Barat